Sebelumnya terlebih dulu harus dipahami bahwa hamster pada dasarnya bukan hewan agresif, apalagi buas, dan suka menyerang makhluk hiduo lain. Sebaliknya, hamster adalah hewan yang lebih sering jadi mangsa di habitatnya. Baik itu Syrian, maupun Dwarf Hamster (Campbell, WW/Hibrid, dan Roborovski).

Oleh sebab itu, hamster diberi indera penciuman yang tajam oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk mengenali bau predator/pemangsa dari jarak jauh sekalipun. Bau apapun yang asing, akan dianggap sebagai predator.


Berdasarkan penelitian M. Elsbeth McPhee, Andrea Segal, dan Robert E. Johnston (diterbitkan pada 22 Maret 2010 oleh Blackwell Verlag GmbH), Syrian menggunakan sensor penciuman untuk berbagai keperluan: mengenali kerabat, hamster lain, status reproduksi (lagi siap kawin atau belum), dan mengenali bau predator. Informasi mengenai bau itu disimpan dalam meori, sehingga ketika bau itu muncul, si hamster bisa bereaksi lebih dulu.

Berdasarkan penelitian ilmiah itu juga, diketahui bahwa hamster akan lebih banyak berada di tempat persembunyian jika mendeteksi ada bau predator di lingkungan sekitarnya.

Lantas siapa yang dianggap predator oleh hamster? Kalau di alamnya sudah jelas, yakni semacam hewan Weasel atau spesies ferret lainnya. Tapi bagi hamster captivity yang berada di rumah-rumah pemiliknya, semua bau asing akan dianggap sebagai predator.

Satu hal yang juga patut diingat, hamster adalah hewan territorial. Yaitu hewan yang menandai wilayah kekuasaannya. Jika ada bau asing yang masuk ke wilayahnya, maka mereka akan bereaksi mengusir dengan cara menyerang.

Lantas kenapa ada hamster yang sangat jinak, ada yang separuh jinak, dan ada pula yang tampak "buas" dan gemar menyerang apa saja yang masuk ke kandangnya/wilayahnya?

Berdasarkan pengalaman pribadi, dan juga dikuatkan dari pengalaman orang lain, plus diperkuat lagi dengan hasil penelitian dan riset lainnya, maka agresivitas seekor hamster bisa dipengaruhi oleh beberapa hal:

- Pemahaman pemiliknya soal kesejatian hamster
- Keadaan wilayah/kandang pemeliharaan
- Lingkungan sekitar kandang
- Pengalaman traumatis dan stres
- - Perlakuan pemilik/mantan pemiliknya
- Cara memegang/menangkap
- Hamster dalam keadaan hamil dan mengasuh anak-anaknya
- Cara breeding yang tidak benar dan Kualitas indukan


Pemahaman pemiliknya soal kesejatian hamster menjadi faktor penting yang nmembuat hamster bisa menjadi agresif, atau sebaliknya dari agresif menjadi sangat jinak.

Seperti sudah dibahas sebelumnya, hamster adalah hewan mangsa yang selalu merasa terancam oleh bau yang asing, ataupun lingkungan yang asing. Hamster juga menandai wilayahnya dan akan bertindak jika wilayahnya diinvasi.

Karena satu dan lain hal, seekor hamster bisa menjadi sangat terotorial, protektif, dan agresif. Di sini sang pemilik yang harus melakukan sesuatu untuk mengajari hamsternya bahwa "invasi" kita terhadap wilayahnya tidak akan melukai. Singkatnya, bagaimana menanamkan kepercayaan kepada si hamster bahwa sang pemilik bukanlah ancaman.

Seekor hamster yang menggigit pemiliknya, kemudian sang pemilik tak berani lagi memegangnya, akan menjadi semakin agresif. Si hamster berpikir bahwa dia telah berhasil mengusir "penjajah" dan penyerang. Maka ketika bau "si penyerang" datang lagi, maka dia akan lebih agresif menyerang. Menggunakan sarung tangan untuk memegang hamster justru menjadi bumerangh, dan akan makin "menjauhkan" hubungan pemilik dengan hamsternya.

Oleh sebab itu, jika hamster Anda menggigit, usahakan untuk memegangnya dan "menjelaskan" padanya bahwa Anda tidak bermaksud jahat (lihat tipsnya di bagian lain tulisan).

Berdasarkan keadaan wilayah/kandang pemeliharaan, seorang pakar hamster dari AS mengisahkan, pernah memiliki seekor Syrian betina yang sangat jinak. Namun ketika berpindah pemilik, hamster tersebut berubah jadi sangat agresif.

Usut punya usut ternyata perubahan karakter itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, serbuk yang digunakan adalah kayu cedar/pinus. Ini membuat mata si hamster selalu iritasi, tak nyaman, sehingga cenderung agresif.

Kedua, pemilik memberikan kertas tisu sebagai sarang-sarangan, namun setiap hari diganti dengan yang bersih. Ini membuat hamsternya stres karena baru saja selesai membangun sarang, tisunya diambil dan diganti lagi. Ini membuat hamster tersebut selalu merasa asing dengan lingkungannya, dan cenderung stres dan tidak nyaman.

Oleh sebab itu, pada saat mengganti serbuk yang sudah bau, usahakan menyisakan sedikit serbuk yang kering (tapi sudah dibaui oleh hamster), untuk ditaburkan di atas serbuk baru. Ini akan membuat si hamster merasa at home.

Lingkungan sekitar kandang yang tidak nyaman, seperti suhu terlalu panas, bising, dan polusi udara (termasuk asap dari dapur), dan keberadaan hewan lain di sekitarnya, juga bisa membuat hamster tidak nyaman, stres dan cenderung agresif.

Pengalaman traumatis seekor hamster, pun bisa membuatnya jadi agresif. Seekor hamster yang kerap jadi 'bulan-bulanan' oleh hamster lain di dalam satu kandang, akan menjadi agresif. Sebaliknya, seekor hamster yang menjadi 'jagoan' di dalam komunitas di satu kandang, juga cenderung agresif.

Oleh sebab itu, jika ada hamster yang terus-terusan diserang, maka segera pisahkan si biang kerok. Jika yang diserang luka-luka, maka sebaiknya si korban diisolasi dulu sampai sembuh.

Perlakuan pemilik/mantan pemilik terhadap hamster juga akan mempengaruhi perkembangan karakter si hamster. Jika, misalnya, sang peternak membiasakan memindahkan hamster dengan melempar atau mencubit bagian punggung (biasanya dilakukan biar cepat dan tidak kena gigit), maka si hamster akan menjadi agresif terhadap bau manusia (bau yang selama ini menyakiti mereka).

Terlalu lama membiarkan hamster di dalam kandang tanpa sekalipun diajak bermain di luar kandang untuk mengenali dunia baru, dan juga bau baru, pun bisa membuat hamster kita stres dan menjadi agresif kala mau dipegang.

Cara memegang yang tidak tepat juga bisa membuat hamster balas menggigit karena merasa kesakitan. Seperti kita tau, hamster adalah hewan mungil, dengan organ tubuh yang juga sangat mungil. Mungkin saja saat memegangnya, kita khawatir jatuh atau lepas, maka dengan tidak sadar kita mencengkeram terlalu kuat, atau menekan bagian tubuh yang membuatnya kesakitan.

Hamster juga mudah kaget dan bereaksi spontan untuk menggigit jika kita melakukan gerakan tiba-tiba saat memegangnya. Oleh sebab itu, usahakan memegang hamster Anda dengan lembut. Sebagai tambahan, hamster tidak senang jika kepalanya dipegang, terutama Syrian.

Induk hamster, terutama betina, cenderung lebih protektif dan agresif saat hamil dan mengasuh anak-anaknya. Oleh sebab itu, sebaiknya perhatikan dan amati tanda-tanda fisik hamster Anda dan pertimbangkan situasi itu sebelum "bersosialisasi" dengan mereka. Meskipun, hamster yang jinak total, tetap akan jinak meskopuns edang hamil dan menyusui.

Nah, biasanya hamster yang seperti ini, merupakan hasil selective breeding, dan dibreed dengan cara yang tepat. Misalnya, pemilihan indukan yang sehat secara lahir bathin (maksudnya fisik dan psikologis/karakter), perawatan maksimal, nutrisi tepat, lingkungan yang ideal, dan perlakukan pemilik/peternak yang tepat.


Lantas bagaimana menjinakkan hamster yang terlanjut agresif dan "buas"??? Berikut ini tipsnya:

- Perkenalkan dia dengan benda asing, seperti penggaris atau tongkat kecil. Ini akan dianggap sebuah invasi. Biarkan dia menyerang "penyusup" itu sampai bosan dan akhirnya ditinggal. Biarkan beberapa saat baru dipindahkan. Ulangi latihan ini setiap hari. Si hamster akan mulai belajar bahwa menyerang si penyusup ternyata cuma sia-sia, tidak membuat sang penyusup takut dan kabur. Tapi ia juga akan belajar bahwa si "penyusup" itu bukan ancaman dan tidak melukai.

- Berikutnya perkenalkan benda lain, dan ulangi latihan seperti di atas. Jika perlu perkenalkan beberapa benda asing lain. Segera dia akan paham bahwa menyerang sesuatu yg asing di wilayahnya, hanya sia-sia belaka. Di saat bersamaan, dia mulai curious, tertarik ingin tahu apa sih sebetulnya yang masuk ke wilayahnya? Rasa penasaran ini akan lebih mendominasi ketimbang reaksi untuk menyerang.

- Di saat si hamster mulai mau menerima benda asing apapun yang dimasukkan ke wilayahnya, maka Anda sudah bisa memperkenalkan tangan dan bau Anda. Mungkin awalnya dia akan mendekat penasaran, mengendus, lalu mulai "mencicip" tangan Anda. Sebaiknya tahan dan jangan menarik tangan. Lagipula, hamster yang hanya berniat mencicip, tidak akan menyakiti Anda.

- Tapi tetap ada kemungkinan dia akan menggigit. Jika ini terjadi, usahakan untuk tidak menarik tangan secara tiba-tiba. Anda bisa meniup wajahnya dengan pelan. Ini akan membuatnya mundur, tanpa harus menyakitinya (jika ternyata kekagetan Anda membuatnya terbanting atau terlempar).

- Jika anda masih "trauma" dengan gigitan, bisa menggunakan gelas plastik atau wadah kecil lainnya untuk mengambil si hamster. Selanjutnya tuang ke tangan Anda dan usahakan mengelusnya dengan lembut. Si hamster pasti akan panik sebentar dan berusaha kabur, bahkan mencoba menggigit. Usahakan tidak sampai terjatuh dan jangan beri ruang/kesempatan untuk menggigit, dengan cara memindahkan dari tangan satu ke tangan lainnya. Cara ini bisa langsung diterapkan pada hamster "galak" jika Anda percaya diri, tapi andai belum berani dan tidak yakin, bisa ditempuh prosedur pelatihan seperti yang dijelaskan sebelumnya.

- Sebelum memgang hamster, usahakan cuci tangan. Karena tangan kita bisa saja membawa bau asing bagi si hamster. Jangan pakai sabun wangi yang baunya tajam.

- Hamster juga bisa bereaksi negatif jika dipegang tiba-tiba saat tidur.

- Anda bisa melatih hamster Anda semakin jinak dengan rutin memasukkan tangan ke kandang/akuarium beberapa lama (10 menit sambil baca buku juga oke) dan membiarkan dia mendekat, dan mencicip tangan Anda.

- Jangan mencoba menangkap dengan tangan secara langsung karena akan membuatnya kaget dan berusaha melawan. Buat hamster, tangan kita ibarat cakar burung pemangsa yang siap menerkam. Biarkan dia sendiri yang menyelidiki dan akhirnya naik sendiri ke tangan Anda.

- Last but not least..., dibutuhkan kesabaran tinggi untuk melatih dan menjinakkan hamster yangs duah terlanjur agresif karena satu dan lain hal. JIka Anda memang mencintai hewan peliharaan Anda, maka sedikit kesabaran tidak akam membuat Anda rugi. Sebaliknya, Anda akan senang memiliki hewan yang benar-benar sebagai pet, bukan hanya koleksi.

0 Comment:

Post a Comment

 
Top